Seks bebas kini sudah menjadi gaya
hidup kaum urban di Indonesia. Gaya hidup yang disinyalir mengadaptasi gaya
barat ini nampaknya malah jadi kebablasan. “Salah satunya bisa terlihat dari
data semakin banyaknya orang yang terjangkit HIV/AIDS di Indonesia, yang
disebabkan oleh adanya hubungan seks yang tidak aman,” ungkap dr Boyke
Dian Nugraha, saat acara “Sexual Wellbeing Global Survey” yang diadakan oleh
Durex di Plaza Senayan Arcadia, Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2011).
Menurut
penelitian yang dilakukan Durex terhadap 29.000 lelaki dan perempuan berusia 18
tahun ke atas dari 36 negara, termasuk Indonesia, menyatakan bahwa sekitar
1.015 orang Indonesia sudah terjangkit penyakit HIV/AIDS. Sebanyak 80-87
persennya disebabkan oleh seks yang tidak aman, dimana 70 persen dilakukan oleh
kaum heteroseksual, dan 10 persennya oleh kaum homoseksual. Kemudian, 10-20
persen kasus HIV/AIDS disebabkan penggunaan jarum suntik, dan 5 persen
ditularkan oleh ibu hamil kepada janin. Selain itu, terungkap pula bahwa
Indonesia adalah negara dengan penyebaran HIV/AIDS tercepat di Asia Tenggara.
Selain
seks bebas yang tidak aman, diketahui bahwa semakin tingginya persentase
peningkatan penyebaran penyakit ini juga disebabkan oleh kebiasaan
bergonta-ganti pasangan. Hasil survei menyebutkan bahwa dari 100 persen
pasangan yang melakukan hubungan seks, hanya 29 persen saja yang berada dalam
status menikah, dan sisanya bergonta-ganti pasangan.
Fakta
yang lebih mencengangkan adalah bahwa sekitar 13 persen lelaki dan 6 persen
perempuan di Indonesia tidak setia pada pasangan mereka. Sayangnya, angka ini
ternyata jauh lebih tinggi dibandingkan dengan gaya hidup masyarakat Barat,
khususnya Amerika dan Inggris yang dinilai lebih bebas dalam berhubungan seks.
Buktinya, hanya 10 persen orang Amerika dan 8 persen orang Inggris yang tidak
setia.
“Ternyata masyarakat Barat lebih setia dengan
pasangannya, dibanding dengan orang Indonesia dalam hubungan seks, ” sesal
Boyke.
Tragis
memang, jika pada kenyataannya masyarakat Barat ternyata masih lebih setia
dibanding dengan masyarakat Indonesia. Dari survei ini juga diperoleh data
bahwa pria Indonesia bisa berganti pasangan seks hingga lima kali, sedangkan
perempuan bisa berganti pasangan sampai dua kali. Hal ini diperparah dengan
adanya stigma di kalangan masyarakat, khususnya di pedesaan, yang mengatakan
bahwa lelaki selingkuh itu dianggap biasa, dan justru dianggap jantan dan
perkasa.
Selain
perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia dalam kehidupan sosial, ternyata
peningkatan kesadaran masyarakat Barat tentang pentingnya kesetiaan sudah mulai
meningkat. “Sejak merebaknya isu HIV, orang di Amerika dan negara lainnya sudah
mulai sadar akan bahayanya, sehingga mereka pun mulai memiliki kesadaran bahwa
seks yang paling aman adalah dengan pasangannya sendiri. Kesetiaan adalah kunci
utamanya,” tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar